Sandal Jepit Gereja

Kisah Inspiratif Bernuansa Autokritik Seputar Hidup Menggereja dari Seorang Ketua Lingkungan

Dalam Struktur Gereja Katolik yang dahsyat dan dipelihara secara kukuh, posisi seorang ketua lingkungan berada di lapisan terendah, sedangkan Paus tentulah menempati struktur nun jauh diatas. Jadi andai diperkenankan berandai-andai, Paus pantaslah kita sebut sebagai “Mahkota Gereja”, sedangkan seorang ketua lingkungan di lapis dasar cukuplah menjadi… “Sandal Jepit Gereja”.

Melalui buku ini, Anda diajak masuk lebih dekat untuk menyelami persoalan-persoalan yang dihadapi umat beriman—yang bahkan Anda pun mungkin tidak membayangkan sebelumnya.

“Hal-hal kecil dalam hidup menggereja di kelompok basis bagaikan kerikil-kerikil tajam di jalan yang luput dari perhatian para pejalan kaki—baik yang bersandal jepit maupun yang tidak—namun sungguh menyakitkan bila terinjak. Demikian juga hal-hal sederhana dan riil yang dikisahkan dalam buku ini sungguh menyentak batin dan memberi inspirasi bagi setiap orang Katolik, terutama pelayan jemaat untuk mereformasi hidup iman dan pelayanannya.”
(Anselmus Selvus SVD, Pastor paroki St. Arnoldus Janssen-Bekasi)

Buku ini ditulis dengan kalimat-kalimat jernih, ringan, dan jenaka. Namun dalam beberapa kisah kita—tanpa sadar—air mata kita akan menetes haru.

Berisi antara lain: Menangislah Lektorku, Selingkuhlah, Kau Kutunggu, Lupakan Sinterklas, Koin untuk Yesus, 18 Jam Pertama, Sejak Gempa Mengguncang, Bahkan Bunga Bakung pun Mengajariku, Keajaiban dari Sebuah Kalimat Positif.

Penulis : Anang, Y.B. | ISBN : 978-979-565-519-0