Injil Lukas Injil Doa

Rp20.000

“… ketika saya membersihkan kamarnya, saya temukan doa-doa pribadi yang ditulis tangan di balik kertas sisa penanggalan. Doa-doa itu mencerminkan pergumulan hidupnya. Baru atas dasar doa-doa itu, saya mengenal siapa kakak saya itu dengan lebih baik dan perjuangan hidupnya.” Dan, Emmanuel Levinas, seorang pemikir ulung, pernah menulis mengenai doa yang biasanya diucapkan sebelum makan. Ia bertanya, mengapa kita berdoa sebelum makan? Kita berdoa sebelum makan karena kita ingin menyadarkan diri kita bahwa makanan adalah anugerah. Apa artinya memandang makanan sebagai anugerah? Artinya, kita ingin memandang makanan–dan semua hal yang ada pada kita–bukan sebagai hasil jerih lelah kita sendiri, atau hak yang tidak dapat dialihkan, melainkan sebagai pemberian yang harus disyukuri dan yang juga merupakan hak orang lain.

Buku ini mengurai secara mendalam, lugas, sederhana, dan menarik tentang Injil Lukas: Sebuah Injil Doa. Lukas–lebih daripada para penginjil yang lain–menampilkan Yesus yang berdoa. Menurut Lukas, arah hidup Yesus adalah melaksanakan kehendak Bapa. Ketika orangtua-Nya mencari Dia, menemukan-Nya di Bait Allah dan bertanya, ”Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Yesus menjawab, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk. 2:48-49).

Ignatius Kardinal Suharyo  |  ISBN : 978-979-565-868-9 | 80 hlm

SKU: 40420003 Kategori: ,
Injil Lukas Injil Doa